ALAM SEMESTA ADALAH KITAB SUCI
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
( QS. Al-Alaq : 1-5 )
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat TANDA-TANDA bagi orang-orang yang berakal, ( QS. Ali Imran 3:190 )"
Sahabat setia NAQS DNA, tentu anda sudah membaca artikel saya yang berjudul "
Berguru Pada Bambu", "
Berguru pada laba-laba", "
Berguru Pada Semut", atau "
Spirit Elang", atau "
JARINGAN ENERGI INFORMASI ALAM SEMESTA",
Mengendarai Ombak Kehidupan,
dan banyak lagi artikel sejenis yang intinya saya mengajak anda semua
untuk membaca Alam semesta dalam rangka mencari makna mengenai Jati diri
kita dan untuk apa kita diciptakan dan kemana tujuan hidup kita. Karena
Alam semesta adalah sebuah Buku Besar yang berisi Ayat-ayatNya.
Sering beberapa sahabat di dunia maya suka mencela bahkan sangat
antipati ketika saya mengajaknya membaca ayat-ayat Kauniyah, seakan-akan
itu lebih rendah dari ayat-ayat Allah swt yang tertulis di Al-Quran.
Dan kegiatan itu dianggap sekedar sebagai membuang waktu yang sia-sia.
Karena perbuatan yang sia-sia maka tidak mendapat pahala....
he..he..he.. Pahala Oriented nih ye....
Padahal, Merenungi ayat-ayat, yang Allah ciptakan di langit dan di bumi
tersebut, menghayati, memperhatikan dan memikirkannya merupakan hal yang
membawa manfaat yang sangat besar bagi manusia dalam menguatkan dan
mengokohkan keimanannya. Karena, dari situlah ia mengetahui keesaan
pencipta dan penguasaNya, dari situlah ia mengenali kesempurnaan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Maka bertambah besarlah pengagungan dan
penghormatannya kepada-Nya. Bertambahlah ketaatan dan ketundukannya
kepada Allah. Ini merupakan buah yang paling besar dari proses tadabbur
tersebut.
Apabila Anda memperhatikan apa yang diserukan Allah Subhanahu wa Ta’ala
untuk direnungkan, hal itu akan mengantarkan kamu pada ilmu tentang
Rabb, tentang keesaan-Nya, sifat-sifat keagungan-Nya dan
kesempurnaan-Nya, seperti qudrat, ilmu, hikmah, rahmat, ihsan, keadilan,
ridha, murka, pahala dan siksa-Nya. Begitulah cara Dia memperkenalkan
diri kepada hamba-hamba-Nya dan mengajak mereka untuk merenungi
ayat-ayat-Nya.
Diantara sebab yang menumbuhkan keimanan dan mendorongnya adalah
tafakkur merenungi penciptaan langit dan bumi serta makhluk-makhluk yang
ada di dalamnya. Merenungi penciptaan diri sendiri serta berbagai macam
sifat yang ada di dalamnya. Hal itu akan menguatkan iman. Karena
keajaiban makhluk-makhluk tersebut menunjukkan kudrat dan keagungan
penciptanya. Demikian pula keindahan, kerapian dan kekokohannya yang
membuat kagum ulul albab (orang yang berakal). Semua itu menunjukkan
keluasaan ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keluasaan hikmah-Nya.
Berbagai macam manfaat dan nikmat yang sangat banyak tiada terhingga dan
tiada terhitung, yang mana itu menunjukkan keluasaan rahmat Allah,
kemahapemurahan dan kebaikan-Nya. Semua itu mendorong kita untuk
mengangungkan pencipta dan pembuatnya, mendorong kita untuk mensyukuri
dan selalu mengingat-Nya serta mengikhlaskan agama ini hanya untuk-Nya
semata. Itulah ruh keimanan dan rahasianya.
Allah telah menyediakan untuk kita dua jenis ayat. Yang pertama,
Ayat Qauliyah,
yaitu ayat-ayat yang Allah firmankan dalam kitab-kitab-Nya. Al-Qur’an adalah ayat qauliyah. Yang kedua,
Ayat Kauniyah, yaitu
ayat-ayat
dalam bentuk segala ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua yang
ada didalamnya. Ayat-ayat ini meliputi segala macam ciptaan Allah, baik
itu yang kecil (mikrokosmos) ataupun yang besar (makrokosmos). Bahkan
diri kita baik secara fisik maupun psikis juga merupakan ayat kauniyah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS Fushshilat ayat 53:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami
di segala penjuru bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al-Quran adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
Hubungan antara Ayat Qauliyah dan Ayat Kauniyah
Antara ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah terdapat hubungan yang
sangat erat karena keduanya sama-sama berasal dari Allah. Kalau kita
memperhatikan ayat qauliyah, yakni Al-Qur’an, kita akan mendapati sekian
banyak perintah dan anjuran untuk memperhatikan ayat-ayat kauniyah.
Salah satu diantara sekian banyak perintah tersebut adalah firman Allah
dalam QS Adz-Dzariyat ayat 20-21:
“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?”
Dalam ayat diatas, jelas-jelas Allah mengajukan sebuah kalimat retoris:
“Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Kalimat yang bernada bertanya ini tidak lain adalah perintah agar kita
memperhatikan ayat-ayat-Nya yang berupa segala yang ada di bumi dan juga
yang ada pada diri kita masing-masing. Inilah ayat-ayat Allah dalam
bentuk alam semesta (ath-thabi’ah, nature).
Dalam QS Yusuf ayat 109, Allah berfirman:
“Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka?”
Ini juga perintah dari Allah agar kita memperhatikan jenis lain dari
ayat-ayat kauniyah, yaitu sejarah dan ihwal manusia (at-tarikh
wal-basyariyah).
Disamping itu, sebagian diantara ayat-ayat kauniyah juga tidak jarang
disebutkan secara eksplisit dalam ayat qauliyah, yakni Al-Qur’an. Tidak
jarang dalam Al-Qur’an Allah memaparkan proses penciptaan manusia,
proses penciptaan alam semesta, keadaan langit, bumi, gunung-gunung,
laut, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Bahkan ketika
para ilmuwan menyelidiki dengan seksama paparan dalam ayat-ayat
tersebut, mereka terkesima dan takjub bukan kepalang karena menemukan
keajaiban ilmiah pada ayat-ayat tersebut, sementara Al-Qur’an diturunkan
beberapa ratus tahun yang lalu, dimana belum pernah ada
penelitian-penelitian ilmiah.
Karena itu, tidak hanya ayat-ayat qauliyah yang menguatkan ayat-ayat
kauniyah. Sebaliknya, ayat-ayat kauniyah juga senantiasa menguatkan
ayat-ayat qauliyah. Adanya penemuan-penemuan ilmiah yang menegaskan
kemukjizatan ilmiah pada Al-Qur’an tidak diragukan lagi merupakan bentuk
penguatan ayat-ayat kauniyah terhadap kebenaran ayat-ayat qauliyah.
Kewajiban Kita terhadap Ayat-ayat Allah
Setelah kita mengetahui bentuk ayat-ayat Allah, yang menjadi penting
untuk dipertanyakan adalah apa yang harus kita lakukan terhadap
ayat-ayat tersebut. Atau dengan kata lain, apa kewajiban kita terhadap
ayat-ayat tersebut? Dan jawabannya ternyata hanya satu kata:
iqra’ (bacalah), dan inilah perintah yang pertama kali Allah turunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-‘Alaq: 1-5)
Lalu bagaimana kita membaca ayat-ayat Allah? Jawabannya ada pada dua kata:
Tadabbur dan Tafakkur.
Terhadap ayat-ayat qauliyah,
kewajiban kita adalah tadabbur, yakni membacanya dan berusaha untuk memahami dan merenungi makna dan kandungannya.
Sedangkan terhadap ayat-ayat kauniyah, kewajiban kita adalah tafakkur, yakni memperhatikan, merenungi, dan mempelajarinya dengan seksama. Dan untuk melakukan dua kewajiban tersebut, kita menggunakan akal pikiran dan hati yang telah Allah karuniakan kepada kita.
Mengenai kewajiban tadabbur, Allah memberikan peringatan yang sangat keras kepada orang yang lalai melakukannya. Allah berfirman dalam QS Muhammad ayat 24:
“Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”
Dan mengenai kewajiban tafakkur, Allah menjadikannya sebagai
salah satu sifat orang-orang yang berakal (ulul albab). Dalam QS Ali
‘Imran ayat 190 – 191, Allah berfirman:
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit
dan bumi (lalu berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.”
Tujuan Membaca Ayat-ayat Allah
Tujuan utama dan pertama kita membaca ayat-ayat Allah adalah agar kita
semakin mengenal Allah (ma’rifatullah). Dan ketika kita telah mengenal
Allah dengan baik, secara otomatis kita akan semakin takut, semakin
beriman, dan semakin bertakwa kepada-Nya. Karena itu, indikasi bahwa
kita telah membaca ayat-ayat Allah dengan baik adalah meningkatnya
keimanan, ketakwaan, dan rasa takut kita kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Yang semestinya terjadi pada diri kita setelah kita membaca ayat-ayat qauliyah adalah sebagaimana firman Allah berikut ini:
“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS Al-Anfal: 2)
Dan yang semestinya terjadi pada diri kita setelah kita membaca ayat-ayat kauniyah adalah sebagaimana firman Allah berikut ini:
“Dan mereka mentafakkuri (memikirkan) tentang penciptaan langit dan
bumi (lalu berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua
ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS Ali ‘Imran: 191)
Selanjutnya, kita juga membaca ayat-ayat Allah agar kita memahami
sunnah-sunnah Allah (sunnatullah), baik itu sunnah Allah pada manusia
dalam bentuk ketentuan syar’i (taqdir syar’i) maupun sunnah Allah pada
ciptaan-Nya dalam bentuk ketentuan penciptaan (taqdir kauni).
Dengan memahami ketentuan syar’i, kita bisa menjalani kehidupan ini
sesuai dengan syariat yang ia kehendaki, dan dalam hal ini kita bebas
untuk memilih untuk taat atau ingkar. Namun, apapun pilihan kita, taat
atau ingkar, memiliki konsekuensinya masing-masing.
Adapun dengan memahami ketentuan penciptaan, baik itu mengenai alam
maupun sejarah dan ihwal manusia, kita akan mampu memanfaatkan alam dan
sarana-sarana kehidupan untuk kemakmuran bumi dan kesejahteraan umat
manusia. Dengan pemahaman yang baik mengenai ketentuan tersebut, kita
akan mampu mengelola kehidupan tanpa melakukan perusakan.
Nah sebagai tambahan, dalam kesempatan ini mari kita simak sebuah
catatan dari sahabat saya Kang Mualimin Ali, yang mencoba menguraikan
mengenai misteri Alam semesta. Yang pada prinsipnya Alam semesta terdiri
5 komponen, yaitu :
- ENERGI :
Bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah berbahan dasar energi.
Itulah saat-saat awal kejadian alam semesta, sesaat setelah meledaknya
sop kosmos sebagai cikal bakal jagat raya. Saat itu yang ada hanyalah
lautan energi semata.
- RUANG & WAKTU :
Bersama dg munculnya lautan energi setelah peledakan sop kosmos Allah
menciptakan ruang dan waktu sebagai wadah bagi proses-proses yg
berlangsung. Ruang sebagai pembatas posisi dan keberadaan, sedangkan
waktu sebagai pembatas umur proses, sehingga ada waktu Awal dan
Akhir(auwalu, wal akhiru) .
- MATERI :
Sesaat berikutnya diciptakanlah materi. Materi adalah bentuk lain dari
energi. Boleh diumpamakan sebagai energi yg menggumpal, sehingga
membentuk segala jenis benda pengisi alam semesta raya ini. Materi dan
energi bisa bolak balik berubah satu sama lain. Sekali waktu energi
berbentuk materi, diwaktu yg lain materi berubah menjadi energi. Sampai
kini.
- INFORMASI :
Dalam waktu yg bersamaan Allah menciptakan informasi sebagai pengisi
dari segala keberadaan. Disetiap energi, materi, ruang dan waktu,
terdapat informasi. Ia berupa kode2 yg memiliki arti dan makna. Infomasi
itulah sebenarnya yg menjadi inti keberadaan segala sesuatu. Ia adalah
"kalimat" Sang Pencipta yg disampaikan sebagai pesan2 kepada mahluk-Nya.
Di dlm benda dan pesan yg bermakna, dan di dalam ruang dan waktu pun
ada pesan dan makna. Tanpa adanya informasi segala yg ada ini menjadi
tidak bermakna.
Informasi itu meresap ke dlm energi, materi, ruang dan waktu dlm bentuk
kombinasi kode2. Atau "tanda2" dlm istilah Alqur'an. Ibaratnya, huruf2
yg membentuk kata, membentuk kalimat, membentuk paragraf2, menjadi bab,
dan akhirnya menjadi buku. Jadi alam semesta ini sebenarnya adalah buku.
Di dlmnya terdapat informasi berupa kata2 dan kalimat2 Allah yg
menceritakan segala sesuatu, benda, peristiwa, sejarah, kehidupan,
kematian, kebahagiaan, penderitaan, bahkan sampai pada kehancuran alam
semesta ini sendiri, kelak di akhir sejarah waktu.
Seluruh isi cerita buku ini telah ditulis seluruhnya oleh Allah, seluruh
awal cerita, isi cerita, akhir cerita, semua ada di gengamanNya. Kita
pun sebenarnya "boleh jadi" bisa mengetahui cetita di bab2 selanjutnya,
meskipun kita masih di bab awal. Misalnya lewat deja vu. - Untuk yg
belum faham tentang deja vu : Deja vu yaitu suatu perasaan yg kuat
serasa pernah mengalami persis seperti peristiwa yg saat ini anda alami,
padahal sesungguhnya anda belum pernah sama sekali mengalami
sebelumnya. Atau anda saat ini beberapa kali melihat seseorang yg anda
kenal atau sesuatu, setiap anda dekati ia menghilang karena memang
sesungguhnya ia tdk ada. (Nah, Siapa dari teman2 yg pernah mengalami?...
Deja vu ini)
- KHALIFAH (Manusia) :
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu
orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui."( QS. Al Baqarah 2:30 )
"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang
menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping
Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)." (QS. An Naml 27:62 )
"Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang-
siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri.
Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan
menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang
kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka." ( QS. Faathir 35:39 )
Kita adalah salah satu aktor dan aktris dlm cerita buku tersebut. Kita
sedang mengendarai "kereta waktu" dari masa lalu ke masa depan. Kita
melanglang jagat, melintasi ruang, melintasi materi dan energi,
melintasi berbagai peristiwa dan informasi, bahkan "aku" mengembara di
dalam badan sendiri, tubuh kecil kita, tubuh remaja, dewasa, menua lalu
mati, hingga badan kembali hancur ke tanah, kemudian ke alam Barzakh
sampai kembali lagi ke DzatNya. Semuanya sudah ada. Tertulis dalam buku
semesta ini.
Kereta waktu tdk pernah berhenti. Ia terus melaju ke masa depan. Siapa
saja yg lengah akan kehilangan momen sejarah hidupnya. Dan tiba2 ia
sudah sampai di "terminal terakhir" dimana ia harus menyelesaikan
perjalanannya. Terus melanjutkan perjalanan ke alam berikutnya. Seluruh
peristiwa di dlm buku itu, tak lebih adalah cerita tentang diri "Sang
Pengarang". Dia bercerita tentang mas lalu, masa kini dan masa depan, yg
itu adalah "DiriNya". Dia juga berkisah tentang keindahan semesta
dimana kita berada, yg semua itu juga adalah "DiriNya". Dia pun
bercerita tentang bahagia dan penuh derita, yg itu pun adalah "DiriNya".
Semua tentang drama kehidupan ini Dia ceritakan dalam buku tersebut,
dan itu adalah "DiriNya".
Kita adalah pembaca buku itu, tetapi kita juga adalah pelaku cerita dlm
buku itu, dan itu pun adalah "DiriNya". Dia menempatkan kamera2 di
seluruh penjuru kehidupan, agar kita bisa menonton dan memahami isi
cerita yg lebih utuh. Karena skenario cerita yg harus kita lakoni ini
tidak diberitahukan di awal drama, melainkan harus kita pahami dan
praktekkan secara bersamaan dg jalan cerita.
Beruntunglah siapa saja yg tahu rahasia ini, karena banyak pemain drama
yg tidak tahu dia harus berperan apa dlm hidupnya. Dan akhirnya, ia
hanya menjadi orang linglung sampai saat terakhir drama selesai .....
Segeralah ambil peran anda "sekarang" juga, bukan disana atau disitu.
Karena sesungguhnyalah hidup ini terjadi "saat ini" dan di "tempat ini".
Selebihnya cuma mimpi2 tak berarti....
WALLAHU ALAM BISH-SHOWAB...
Semoga kita selalu dibimbing-Nya di jalan-Nya yang lurus...
Semoga Rahmat dan Ridho Allah SWT selalu tercurah untuk kita semuanya...